Sering ragu, apakah mereka benar-benar merasa senang dengan keberadaanku? Karena aku sendiri kadang tidak bisa menjadi diri sendiri ketika bersama mereka. Aku
merasa bahwa aku hanyalah sebuah 'tambahan' di sana. Bukan sebagai sesuatu yang sejajar. Benarkah demikian?
Ada keinginan untuk lepas, keinginan untuk tak menoleh tapi ternyata mereka kembali memanggil dan menarikku. Entah karena mereka benar-benar menginginkanku ada di sana... Atau hanya sekedar
formalitas? Hanya agar 'tampak' seperti masa itu. Masa di mana semuanya terasa wajar ketika kami berada dalam satu tempat.
Bodoh. Mungkin ini hanyalah rasa pesimis dari hati ini saja, tapi aku juga tidak mau terlalu berharap pada sesuatu yang kabur dan buram. Karena yang sering terlihat dari balik kaca ini adalah sebuah elakan mata dan senyum yang dibuat-buat. Benarkah seperti itu? Apakah ini semua hanya perasaanku semata?
Ada apa denganku? Rasanya hampir tidak pernah aku merasa sebodoh ini dalam hidup. Merasa sangat negatif dalam hidup. Kemana engkau, wahai rasa positif?
Apakah sebetulnya aku hanya terlalu takut? Terlalu takut untuk mengetahui kenyataan bahwa
sebenarnya aku sendirian.
"Tidak ada kamu pun, semua akan baik-baik saja."
Itukah yang
kutakutkan?? Menemukan kembali kata-kata itu dari pekatnya bola mata mereka?
Ahh... Aku ingin sekali menyangkal itu semua. Aku ingin sekali mempercayai kalian. Tapi kenangan tahun 90-an itu benar2 membuatku kecut. Kenangan yang kini mengendap di sudut sana. Sudut yang tidak pernah kutoleh lagi. Menjengkelkan rasanya mengetahui ternyata kenangan itu belum hilang. Kenangan yang membuatku rendah diri dan tidak lagi terlalu mempercayai orang lain.
Oh Allah..
Aku bisa bertahan sejauh ini karena-Mu. Karena aku selalu percaya bahwa Engkau tak pernah meninggalkanku. Hanya Engkau Ya Allah. Ya, hanya Engkau.
Tapi kini endapan itu naik ke permukaan. Menyelimutiku dan ikut menarikku jauh ke dasar. Sungguh aku mengharapkan kembali pertolongan-Mu Ya Allah. Adakah seseorang yang Engkau utus untuk menggapai tanganku dan menarikku keluar dari endapan itu?
No comments :
Post a Comment