Sudah sejak lama saya ingin sekali ngobrol banyak dengan sahabat yang satu ini. Tapi kami berada di dua tempat berbeda yang rasanya tidak mudah untuk sekedar bertemu dan tatap muka. Sebetulnya bisa saja mungkin kami berbincang lewat media seperti chatting atau di jejaring sosial. Tapi dalam berkomunikasi, saya ini adalah orang yang lebih suka melihat ekspresi dan emosi langsung dari lawan bicara. Bukan hanya berhadapan dengan layar berisikan teks yang hanya muat beberapa karakter saja. Hohoho.
Dan, Alhamdulillah akhirnya saya bisa dipertemukan dengannya di acara pernikahan salah satu kakak mentoring saya jaman SMA. Saya senang sekali di tengah riuhnya acara yang sangat membahagiakan itu, kami bisa duduk menyepi berdua di tangga masjid. (sebentar, sebentar! kalo orang yang gue bicarain ini lelaki mungkin bakal jadi kisah romantis inih... (●´ω`●)ゞ ) Oke, lanjut, capcyus cyiin...
=======================
Nurin, perbincangan kita mengenai ruang kosong, pintu, dan kunci adalah perbincangan yang belum pernah aku bagi kepada siapapun loh. Baru Nurin aja, Nurin yang pertama. Sejak dulu, setiap kali baca blogmu, beeerrrkali-kali selalu terlintas kalimat, "Ahhhh! Pengen ketemu Nurin! Pengen ngobrol banyak!". Hahaha, entah mengapa aku seringkali merasa sependapat dengan apa yang kamu tulis. Banyak hal yang dapat diambil hikmah serta pelajarannya dari tulisanmu.
Aku masih ingat salah satu tulisanmu ;
Saat itu kamu sedang berada di kantin, sendirian. Berlanjut pada seseorang yang menyapamu dengan kalimat "Sendirian aja..." :) Dan berujung pada pendapatmu yang bilang bahwa sendiri itu bukan berarti kesepian. HAHA NICE BANGET TAU NGGA NUR! AHYEEE~!
Hahaha, jadi ngalor ngidul ya? xD
Ada hal yang aku perhatikan. Di antara kecerdasan buah pikiranmu, foto-foto indah dari sudut pandangmu, aku menemukan tulisan yang hanya terdiri dari beberapa kalimat saja. Hanya beberapa baris. Pendek. Tapi entah mengapa aku merasa banyak hal yang masih terpendam di dalamnya. <-- sotoy gila ya :D
Justru mungkin darisitu aku merasa ingin ngobrol-ngobrol denganmu.
Mendengarkanmu... dan...
berbagi denganmu.
"Nurin ada apa? Kenapa dengan hari ini? Apakah ada sesuatu? Apakah ini tentang pintu dan kunci? Apakah saat ini Nurin sedang mengalami hal yang sama denganku? Maukah berbagi denganku? Ahhh! Nuriiin, pengen ketemuuuuu!"
Yap. Kira-kira itulah yang selalu muncul tiap kali membaca kalimat pendek di blogmu, hihi...
Oya, kamu benar!
Ternyata udah 10 tahun ya kita berteman... Bener-bener ngga berasa. Hoho, tentu saja aku masih ingat tentang janji itu.
Gitar listrik.
Dulu benda itu adalah salah satu alat musik yang kuinginkan. Tapi taukah Nurin, dulu aku juga sempat membenci gitar. Entah kenapa, aku merasa tidak berbakat bahkan sampai sekarang. Hahaha!
Kalo membayangkan hari-hari saat muda dulu (kesannya berasa tua banget =____=) rasanya indah dan lucu. Mungkin aku baru bener-bener ngerti maksud dari lirik lagu Sahabat Sejati- nya Sheila on 7...
"Kesombongan di masa muda yang indaaah~"
Hahaha. Untuk saat ini aku cukup puas dengan gitar akustik-ku beyp. :)
Tapi aku masih akan terus menjaga janji itu. Siapa tau kelak aku punya anak yang berminat mempelajari gitar listrik kan, hohoho! kalo aku dan si suami darling menyetujui, dan punya duit, kenapa ngga?! Hahaha xDDD aku akan terus mendukung perkembangan anakku! (melenceng, topik melenceng lagi...)
Untuk kalimat Nurin yang ini:
"Dua puluh dua itu bukan sekedar angka, itu adalah usia dimana seorang dewasa muda pada umumnya menghadapi pertanyaan-pertanyaan hidup yang membingungkan. Tapi ya, nikmati saja. Acungkanlah jari tengah pada pertanyaan-pertanyaan itu, selagi masih bisa."
YAAAY~!! *bikin nasi tumpeng - jabat tangan Nurin*
Hahaha, aku bukannya sama sekali cuek kok dengan pertanyaan-pertanyaan membingungkan itu. Mungkin telingaku aja yang memang terlalu tuli untuk mendengarkannya. xDDD *ambil cotton buds sambil rebahan*
Dari dulu ayahku selalu bilang, "Banyak-banyak cari hal baru. Pengalaman baru. Kuliah bukan cuma duduk-belajar-pulang". Hahaha, begitulah. Saat ini aku cuma ingin melakukan hal yang kusuka. Hal yang hanya bisa dilakukan saat ini (mumpung belum lulus, masih anak kuliah #eh).
Apakah di surat selanjutnya kita akan membahas masa depan? :D
Kecup basah penuh cinta,
Rama
No comments :
Post a Comment